Hello... Kali ini saya akan bercerita sedikit tentang Nusa Lembongan, salah satu pulau kecil di sebelah tenggara Pulau Bali. Dan kali ini partner jalan saya yaitu seorang gadis, 18 tahun, ya sebut saja Melati, karena memang namanya Kristina Melati Pasaribu. Actually, she's my younger sister. So, anak ini datang ke Bali buat mengunjungi kakaknya yang baik hati ini, tapi waktunya agak kurang tepat, karena saat itu jadwal ujian saya sudah dekat. Well, seperti yang saya katakan barusan, untungnya saya memang baik hati dan juga tidak sombong, jadinya saya tetap membawa adik saya ini untuk menikmati Bali. Lagi-lagi, there's always a holiday before an exam.
Oke, gak afdol rasanya ke Bali kalo gak menikmati lautnya, dan cara yang paling tepat untuk menikmati laut adalah dengan diving, snorkeling, atau watersport. Dengan mempertimbangkan banyak hal, maka pilihan jatuh ke snorkeling di Nusa Lembongan, tempat terbaik nomor 3 untuk snorkeling di Bali (setelah Menjangan dan Amed) Dengan bermodalkan tanya-tanya Emily, teman saya si pemilik blog JALAN-JALAN MAKAN yang sudah pernah menginjakkan kaki di pulau tersebut, saya mempersiapkan perjalanan ini.
Sekitar pukul 7 pagi saya dan Melati sudah standby di Pantai Sanur yang di dekat warung Mak Beng yang jual sup ikan yang terkenal itu (bagi yang sudah pernah makan disitu, pasti tahu). Tepat pukul 8 pagi, setelah membeli tiket jukung (sejenis slow boat) seharga Rp 25.000/orang kami pun berangkat bersama penumpang lainnya yang dominan adalah bule.
Sekedar informasi, sebenarnya ada satu lagi transport ke Nusa Lembongan yang lebih cepat yaitu fast boat (Rp 60.000/orang). Nah, ternyata untuk para bule ini mereka dapat pelayanan slow boat dengan harga fast boat. Tapi itu juga bisa terjadi pada turis lokal yang kelihatan tidak bijaksana (dibaca : lugu). Jadi kalo mau beli tiket jukung/slow boat ke Nusa Lembongan silahkan berjalan sedikit (sekitar 15 meter) ke kiri dan disana Anda akan menemukan loket penjualan tiket Public Boat. Walaupun disana tertulis Public Boat ke Nusa Penida (tetangganya Nusa Lembongan) jangan engan untuk bertanya apakah ada tiket jukung ke Nusa Lembongan. Kalo Anda ditanya ke Jungut Batu atau ke Mushroom, jangan bingung (seperti yang saya lakukan saat itu), itu adalah nama daerahnya. Jadi ada 2 pelabuhan di Nusa Lembongan : di Jungut Batu dan di Mushroom. Dan karena jarak kedua daerah itu cuma 1,5 km, maka tidak masalah. Saat itu saya pun iseng-iseng memilih Jungut Batu.
Oke, perjalanan Sanur-Jungut Batu memakan waktu 1,5 jam-seperti biasa, ternyata cuaca mendung, angin yang kencang, ombak yang tinggi pada hari itu tidak mempengaruhi perjalanan.
This is it, Nusa Lembongan.Sesampainya di pulau ini saya dan Melati langsung cari penginapan, entah kenapa kami begitu takut bakal gak dapat penginapan dan takut bakal terlantar di pulau itu, padahal itu sangat tidak mungkin, melihat kenyataan ada banyak sekali homestay sampai hotel berbintang empat disitu. Akhirnya kami dapat penginapan, ya sejenis bungalow, seharga Rp 100.000/kamar, yang sesuailah dengan kantong mahasiswa. Eh ternyata beberapa bule yang tadi satu jukung sama kami nginapnya juga disitu. Setelah meletakkan barang-barang kami pun keliling mencari jasa snorkeling. Setelah satu jam melalang buana mencari jasa yang bisa membawa kami snorkeling (ini terjadi demi mendapatkan yang termurah) maka kami mendapatkan harga Rp 300.000 untuk satu boat, sudah termasuk peralatan snorkeling, ke 2 spot snorkeling, dengan waktu sepuasnya.
For your information, Juni, Juli, Agustus adalah high season. So, penginapan bisa naik dua kali lipat, dan begitu juga dengan biaya snorkeling ini. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan penduduk lokal, snorkeling ke 1 spot aja bisa cuma bayar Rp 100.000 per boat, terserah orangnya mau berapa, anggap saja kita cuma perlu bayar uang bensin untuk boatnya. Murah kan?
Oke, karena kami sudah bayar mahal (*agak sakit hati) marilah nikmati ini semua sepuasnya! Karena cuma ada kami berdua dan si abang tukang boat, benar-benar serasa naik kapal pribadi, eh, maksudnya boat pribadi. Kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam-an snorkeling di 2 spot : di Mangrove point dan The Wall.
The Wall sebenarnya berada di Nusa Penida. Sesuai namanya spot ini tepat berada di pinggiran tebing. Kelebihan spot ini adalah terumbu karangnya yang sangat bervariasi dan berwarna warni. Selain itu tempatnya juga sangat dangkal jadi harus hati-hati jangan sampai nginjak terumbu karangnya.
Mangrove point, heran kenapa namanya seperti itu, karena saya tidak menemukan adanya mangrove. Ternyata mangrovenya sudah tidak ada lagi. Kelebihannya adalah banyak ikannya. bisa dibilang mungkin ini Kingdom of Fish-nya. Baru nyebur udah langsung dikerubungi sama ikan-ikan cantik. Oh ya, jangan lupa mempersiapkan sepotong roti untuk disedekahkan buat ikan-ikan disini ya, biar makin heboh! (sorry yang disini gak ada gambarnya)
Oh, ya ini kedua kalinya saya snorkeling, maka saya dapat melakukan perbandingan, kalo snorkeling disini memang lebih bagus daripada di Gili Trawangan.
Setelah puas snorkeling dan saat itu mumpung hari masih sore, kami memutuskan untuk menyewa motor buat mengelilingi pulau. Kami menyewa 1 motor dengan harga Rp 40.000 untuk sampai jam 9 malam saja. Bahkan sebelum hari mulai gelap kami sudah kembali ke penginapan karena memang sudah selesai mengelilingi pulau. Padahal kami sempat mampir sebentar di daerah Mushroom yang ternyata ada banyak bar disana, dan sempat juga melihat kegiatan penduduk lokal panen rumput laut. Ya, pulau ini memang kecil sekali dan sangat sederhana.
Oh ya satu lagi, sepertinya pulau ini mau mengikuti jejak Gili Trawangan yang mempunyai tradisi membuat party tiap malam. Jadi, di pinggir jalan saya sempat membaca brosur bahwa ada bar yang mengadakan party malam itu (sama seperti di Gili Trawangan). Dan karena penasaran kami pun mampir ke bar tersebut. Karena di brosur dikatakan party-nya dimulai pukul 7 malam, maka kami datang pukul setengah 8. But, nobody was there. Maka kami pun memutuskan untuk pulang saja dan tidur, karena besok pagi jam 8 kami harus kembali ke Sanur naik jukung lagi. Dan menurutku tak akan ada party seheboh di Gili Trawangan. Yasudahla, Nusa Lembongan akan lebih baik jadi pulau yang kalem saja. ;)