Hari kedua di Pulau Lombok...
Pagi-pagi jam 7-an udah bangun dan langsung semangat untuk check out. Maka kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju Bangsal, suatu pelabuhan yang berjarak kira-kira 25 km dari kota Mataram. Akhirnya kami memutuskan untuk lewat jalur selatan yaitu jalur yang kembali melewati Pantai Senggigi. Jadi ada satu jalur lagi yaitu jalur utara, kalo jalur ini melewati Gunung Pusuk yang menyuguhi pemandangan monyet2 di pinggir jalan. Hayooo pilih mana pantai apa monyet???
Benar saja sepanjang perjalanan, sebelah kiri jalan , kami puas menikmati pemandangan pantai. Jalanan mulus, dan sepanjang jalan itu terlihat rapi tertata. Pokoknya serasa diluar negeri gitu.
Gunung Agung,Bali yang terlihat dari Pantai Senggigi, Lombok
Pemandangan sepanjang jalan
Sesampainya di Pelabuhan Bangsal, langsung beli tiket Rp12.500/orang untuk harga lokal. Kalo untuk bule, gak urus. Terus motornya dititipin di dekat situ (bayarnya Rp 5000/ hari). Jadi, di Gili Trawangan (Gili=pulau) ada peraturan yang melarang adanya kendaraan bermotor jadi orang-orang yang mau kesana udah biasa nitipin motor di rumah- rumah penduduk yang sebenarnya memang juga buka jasa penitipan motor gitu.
Dan dengan menaiki kapal atau perahu bermesin yang di dalamnya kita harus rela berdesak-desakkan dengan ibu-ibu yang membawa dagangannya, kira2 30 menit lamanya sampai jugalah di Gili Trawangan.
Pertama kali nginjak kaki di Gili
Trawangan , rasanya pengen teriak sekencang-kencangnya, tapi gak
jadi, karena takut disangka kerasukan… Terus langsung deh disambut sama
“welcome papan” yang sebelumnya sudah pernah saya lihat di foto-foto para
backpackers yang saya jelajahi blognya.
Oke, gak sabar untuk melangkah
lebih jauh lagi, kami pun segera mencari penginapan yang sudah dibooking dan
dibayar seharga Rp 200.000/malam untuk 2 orang.
Karena letaknya agak ke dalam - ke pemukiman rumah penduduk, akhirnya
kami memutuskan untuk langsung menyewa sepeda. Dari Rp 45.000 dapat jadi Rp
35.000/24 jam. Dari sinilah tawar menawar pun dimulai.
Pondok
Sederhana yang menjadi penginapan kami kali ini, memberikan kamar yang lebih
artistik dari penginapan sebelumnya. Tapi yang paling berkesan dari penginapan
ini adalah kamar mandinya. Pertama, kamar mandinya itu gak pake atap. Gak
kebayang pas bok*r tiba-tiba hujan, mesti pake payung kali ya… Kedua, airnya,
air asin. Gile beneerr, serasa mandi pake
pocari sweat.
Setelah meletakkan barang-barang,
kami langsung mencari Warung Dewi yang namanya udah tersohor dikalangan turis
lokal. Maklum soalnya dia menjual makanan lokal yang katanya harganya juga gak
terlalu mahal. Walau lokasinya agak ke dalam, tapi kayaknya memang sering
dicari gitu. Nah makan siang kali ini
adalah nasi campur khas Lombok dengan ayam taliwangnya, rasanya enak dan
pedasss. Harga 1 porsi nasi campur itu Rp 15.000, yang bikin syok harga
minumannya tuh, Rp10.000 (2 x lipat dari harga asli).
Lanjut, setelah ngisi bahan bakar
(dibaca: makan), sesuai rundown acara hari itu, kami pun mencari jasa yang bisa
membawa kami keliling 3 Gili untuk snorkeling. Tapi ternyata kami baru tahu
kalo semua boat yang ada disitu hanya beroperasi dimulai pukul 10.00-15.00 dan hanya
1 kali setiap harinya. Itu artinya kami harus menunggu besok dan artinya lagi
kami jadi lebih lama di Gili Trawangan. Maka kami pun memesan tiket dulu untuk
perjalanan 3 Gili untuk besoknya. Setelah melakukan tawar menawar dan terbang
dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari yang paling murah maka kami
mendapatkan paket snorkeling keliling 3 Gili lengkap dengan peralatan (google
mask, fin/ kaki katak , dan life jacket) dengan harga hanya Rp 90.000.
Karena snorkeling tidak jadi hari
itu, saya dan Emily pun memutuskan untuk berpetualang di sekitaran pulau. Serasa
gak di Indonesia memang, jumlah bule kelihatannya lebih banyak dari pribumi. Dan
mumpung status saya dan Emily disini juga sebagai turis (walaupun turis lokal),
boleh kali ya nyoba-nyoba sunbathing juga, sekalian menguraikan vitamin D. :p
Setelah puas sunbathing dan
snorkeling sendiri di pantai (walau yang dilihat cuma terumbu karang mati karena gak dapat spot yang tepat) kami
pun memutuskan untuk menjelajahi pulau. Sekitar
2 jam kami mengelilingi Gili Trawangan, eh tapi sebenarnya ada another side
yang gak dijalani karena jalannya agak rusak dan memang katanya cuma ada
perkebunan penduduk doang, jadi 2 jam itu bukan benar2 mengelilingi pulau. Dua
jam mengendarai sepeda yang membuat betis bengkak juga membuat kami kembali ke
penginapan untuk beristirahat. Gak mau terlalu memaksakan tubuh ini, soalnya
masih ada night world yang menunggu… Ahhh can’t wait! ^_^
Ini dia tempat party nanti malam (hehehe)
Traditional drink : Es kelapa plus gula merah
Shop2 lucu di pinggir jalan
2 Transportasi darat di Gili Trawangan : Sepeda dan Cidomo (Cikar Dokar Motor)
Cidomo
Seems like you had an awesome trip!! Followed you on bloglovin :)
ReplyDeleteNice photos!
ReplyDeleteThank you so much for stopping by and following! I’m following you back on bloglovin and gfc!
xx Karolina
CARAMODE
Aduh aduh seriusaan pengeeen
ReplyDeletehaha pulaunya cocok buat mbak dwi. very2 recommended :)
DeleteYa amppppun superr duper holiday kesana murah tp kesannyaa puasnya dapeeet ><
Deletebenar sekaleeee :)
DeleteGYAAAA!!! I want to go to gili!!! >.<
ReplyDeletecantik sekali pantainya, terus itu toko disana juga unyu-unyu :D
iya pantainya super keren dias... tokonyajuga ya...
Delete:D
Lombok bali dekat ya Put?
ReplyDeletenaik ferry 4 jam-an lah. menurutku sih dekat bet. :)
DeleteCooll..
ReplyDeleteWanna try this :D
Backpacker style..
hahah pukako >.<
Delete